Obat adalah racun dalam dosis yang tepat. Banyak orang berpendapat demikian, padahal racun itu sendiri berbahaya bagi tubuh. Oleh karena itu, cara memperlakukan obat pun tidak boleh sembarangan karena dapat menimbulkan efek yang membahayakan bagi tubuh, atau bahkan obat tidak berefek sama sekali karena penggunaan yang tidak benar. Namun, sayangnya di masyarakat masih banyak orang yang menyepelekan cara penggunaan obat yang baik dan benar dengan alasan yang beragam.
Dalam penggunaannya, masing-masing obat memiliki sifat yang berbeda-beda sehingga cara mengonsumsinya pun berbeda antara satu obat dengan obat yang lain. Beberapa aturan penggunaan obat yang umum adalah:
1. Sebelum makan
Masih banyak orang yang salah kaprah dalam memaknai aturan ini. Diantara mereka kebanyakan memaknai aturan ini dengan meminum obat sebelum mengisi lambungnya dengan makanan. Padahal yang dimaksud sebelum makan itu adalah mengonsumsi obat pada saat lambung dalam keadaan kosong, yaitu sekitar 1 - 2 jam sebelum makan. Tujuan dari aturan ini adalah karena ada beberapa obat-obatan yang penyerapannya dilakukan pada saat lambung dalam keadaan kosong. Bisa jadi pada saat obat tersebut bertemu dengan makanan di lambung akan terjadi interaksi, sehingga dapat memengaruhi nasib obat tersebut dalam tubuh. Yang berbahaya adalah jika interaksi antara makanan dan obat tersebut menimbulkan efek toksik. Sebaiknya, sebelum meminum obat bertanyalah dahulu kepada dokter atau apoteker.
2. Sesudah makan
Bertentangan dengan aturan pakai sebelum makan, obat-obatan dengan aturan pakai sesudah makan harus diminum pada saat lambung terisi makanan, karena bisa saja obat mengalami interaksi yang menghasilkan efek berbahaya bagi tubuh. Contoh obat yang harus diminum sesudah makan adalah obat-obatan yang bersifat asam seperti asam mefenamat, dll. Vitamin C sebaiknya juga dikonsumsi pada saat lambung sudah terisi makanan, karena vitamin C bersifat asam, sehingga jika dikonsumsi sebelum makan dapat menimbulkan efek perih pada lambung karena vitamin C dapat meningkatkan asam lambung. Mengonsumsi obat sesudah makan tidak boleh lebih dari 2 jam setelah makanan terakhir masuk ke lambung, karena setelah waktu tersebut lambung sudah dalam keadaan kosong, sehingga sama saja dengan sebelum makan. Hal ini perlu diperhatikan mengingat masih banyak orang yang menyepelekannya.
3. Minum obat dengan susu, bolehkah?
Obat tidak boleh diminum bersama dengan susu. Pernyataan ini seperti sudah melekat erat di masyarakat. Kami akan mencoba meluruskan pernyataan tersebut. Sebenarnya tidak semua obat tidak boleh diminum bersama susu. Obat-obatan yang sudah pasti dilarang dikonsumsi bersamaan dengan susu adalah antibiotik seperti tetrasiklin, siprofloksasin, levofloksasin, dll. Mengapa dilarang? Susu adalah minuman yang mengandung mineral Kalsium. Jika diminum bersamaan dengan antibiotik, maka dapat membentuk senyawa yang tidak dapat diserap oleh tubuh, sehingga mengurangi efek antibiotik tersebut. Tidak hanya susu, namun juga suplemen yang mengandung Kalsium.
4. Minum obat dengan teh, boleh?
Nah, kali ini memang sebaiknya dihindari. Kenapa? Padahal banyak orang yang suka meminum obat dengan bantuan teh, karena dapat mengurangi rasa obat yang pahit di dalam mulut. Teh mengandung senyawa tanin yang memiliki efek mengurangi penyerapan di usus. Sebagian besar obat, setelah masuk ke dalam tubuh akan diserap di dalam usus halus. Sehingga jika seseorang mengonsumsi obat dengan teh dapat mengurangi penyerapan obat, pada akhirnya efek obat akan berkurang atau hilang. Cukup jelas bukan?
Pada dasarnya masing-masing obat memiliki karakteristik yang berbeda-beda yang menyebabkan perlakuan masing-masing obat juga berbeda. Demi keamanan dan pencapaian efek terapi yang sesuai dengan harapan, maka dalam mengonsumsi obat harus mengikuti setiap peraturan yang ada. Jika bingung, sebaiknya tanyalah kepada dokter atau apoteker yang lebih mengerti tentang pengobatan, sehingga dapat mencegah terjadinya penyalahgunaan obat. Salam sehat! Semoga bermanfaat! ^^